Pages

Subscribe:

Selasa, 10 April 2012

Akibat Pupuk dan Pestisida Kimia

Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan  jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia. Dalam sejarah peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama dalam bidang kesehatan dan bidang pertanian. Di bidang kesehatan, pestisida merupakan sarana yang penting. Terutama digunakan dalam melindungi manusia dari gangguan secara langsung oleh jasad tertentu maupun tidak langsung oleh berbagai vektor penyakit menular. Berbagai serangga vektor yang menularkan penyakit berbahaya bagi manusia, telah berhasil dikendalikan dengan bantuan pestisida. Dan berkat pestisida, manusia telah dapat dibebaskan dari ancaman berbagai penyakit berbahaya seperti penyakit malaria, demam berdarah, penyakit kaki gajah, tiphus dan lain-lain.
Di bidang pertanian, penggunaan pestisida juga telah dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan produksi. Dewasa ini pestisida merupakan sarana yang sangat diperlukan. Terutama digunakan untuk melindungi tanaman  dan hasil tanaman, ternak maupun ikan dari kerugian yang ditimbulkan oleh berbagai jasad pengganggu. Bahkan oleh sebahagian besar Petani, beranggapan bahwa pestisida adalah sebagai  “dewa penyelamat” yang sangat vital. Sebab dengan bantuan pestisida, petani meyakini dapat terhindar dari kerugian akibat serangan jasad pengganggu tanaman yang terdiri dari kelompok hama, penyakit maupun gulma. Keyakinan tersebut, cenderung memicu pengunaan pestisida dari waktu ke waktu meningkat dengan pesat.

Di Indonesia,  disamping perusahaan perkebunan, petani yang paling banyak menggunakan berbagai jenis pestisida ialah petani sayuran, petani tanaman pangan dan  petani tanaman hortikultura buah-buahan. Khusus petani sayuran, kelihatannya sulit melepaskan diri dari ketergantungan penggunaan pestisida. Bertanam sayuran tanpa pestisida dianggap tidak aman, dan sering kali pestisida dijadikan sebagai garansi keberhasilan berproduksi.
Kebijakan Masalalu Mendorong Petani Menggunakan Pestisida
Peningkatan pembangunan pertanian di Indonesia,  menyebabkan kebutuhan akan pestisida bertambah banyak, baik jumlah maupun jenisnya.. Mencermati kilas balik pembangunan pertanian di Indonesia, peningkatan penggunaan pestisida tidak terlepas dari peran pemerintah. Sejak tahun permulaan pelaksanaan program intensifikasi pangan, masalah hama diusahakan ditanggulangi dengan berbagai jenis  formulasi pestisida. Orientasi pemerintah pada waktu itu tertumpu pada peningkatan hasil sebanyak-banyaknya, tanpa memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan. Pada saat dicanangkannya program intensifikasi pangan melalui program nasional BIMAS, pestisida telah dimasukkan sebagai paket teknologi yang wajib digunakan petani peserta. Bagi petani yang tidak menggunakan pestisida, oleh pemerintah dianggap tidak layak sebagai penerima bantuan BIMAS. Akibatnya, mau tidak mau petani dirangsang  menggunakan pestisida. Bahkan pada waktu  itu, pemerintah bermurah hati memberi subsidi pengadaan pestisida hingga mencapai 80 persen, sehingga harga pestisida  di pasaran menjadi sangat murah. Tidak itu saja, termasuk jenis pestisida yang digunakan, hingga keputusan penggunaannya (jadwal aplikasi) diatur oleh pemerintah.
Jenis pestisida yang dianjurkan digunakan pada waktu itu umumnya adalah  pestisida yang berdaya bunuh berspektrum luas, yaitu mampu membunuh sebahagian besar organisma yang dikenainya, termasuk organisma berguna seperti musuh alami hama dan organisma bukan target lainnya yang hidup berdampingan dengan organisma pengganggu tanaman. Program penyuluhan pertanianpun  merekomendasikan aplikasi pestisida   secara terjadwal dengan sistem kalender, tanpa memperhatikan ada atau tidak ada hama yang menyerang tanaman di lapangan. Sehingga frekuensi penyemprotan menjadi lebih intensif, dan  biasa dilakukan setiap minggu sepanjang musim tanam.
Kebijakan perlakuan seperti disebut dimuka,  tidak selamanya menguntungkan. Hasil evaluasi memperlihatkan, timbul kerugian yang tidak disadari yang  sebelumnya tidak diperkirakan. Beberapa kerugian yang muncul akibat pengendalian organisma pengganggu tanaman yang semata-mata mengandalkan pestisida, antara lain menimbulkan kekebalan (resistensi) hama, mendorong terjadinya resurgensi, terbunuhnya musuh alami dan jasad non target, serta dapat menyebabkan terjadinya ledakan populasi hama sekunder.
Dampak Negatif Pestisida Pertanian
Memang kita akui, pestisida banyak memberi manfaat dan keuntungan. Diantaranya, cepat menurunkan populasi jasad penganggu tanaman dengan periode pengendalian yang lebih panjang, mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran serta mudah diangkut dan disimpan. Manfaat yang lain,  secara ekonomi  penggunaan pestisida relatif menguntungkan. Namun, bukan berarti penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak buruk.
Akhir-akhir ini disadari bahwa pemakaian pestisida, khususnya pestisida sintetis ibarat pisau bermata dua. Dibalik manfaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian, terselubung bahaya yang mengerikan. Tak bisa dipungkiri, bahaya  pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat, terlebih akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana. Kerugian berupa timbulnya dampak buruk penggunaan pestisida, dapat dikelompokkan atas 3 bagian : (1). Pestisida berpengaruh negatip terhadap kesehatan manusia, (2). Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, dan (3). Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman.
Pengaruh Negatif Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia
Pestisida secara harfiah berarti pembunuh hama, berasal dari kata pest dan sida. Pest meliputi hama penyakit secara  luas, sedangkan sida berasal dari kata “caedo” yang berarti membunuh. Pada umumnya pestisida, terutama pestisida sintesis adalah biosida yang tidak saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu sasaran. Tetapi juga dapat bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan  target  termasuk tanaman, ternak dan organisma berguna lainnya.
Apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan perlindungan dan perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan pestisida, secara lambat laun akan mempengaruhi kesehatannya. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah melakukan penyemprotan.
Kecelakaan  akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang yang langsung melaksanakan penyemprotan.  Mereka dapat mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi  luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Kejadian tersebut umumnya disebabkan kurangnya perhatian atas keselamatan kerja  dan kurangnya kesadaran bahwa pestisida adalah racun.
Kadang-kadang para petani atau pekerja perkebunan, kurang menyadari daya racun pestisida, sehingga dalam melakukan penyimpanan dan penggunaannya tidak memperhatikan segi-segi keselamatan. Pestisida sering ditempatkan sembarangan, dan saat menyemprot sering tidak menggunakan pelindung, misalnya tanpa kaos tangan dari plastik, tanpa baju lengan panjang, dan tidak mengenakan masker penutup mulut dan hidung. Juga cara penyemprotannya sering tidak memperhatikan arah angin, sehingga cairan semprot mengenai tubuhnya. Bahkan kadang-kadang wadah tempat pestisida digunakan sebagai tempat minum, atau dibuang di sembarang tempat.  Kecerobohan yang lain, penggunaan  dosis aplikasi sering tidak sesuai anjuran. Dosis dan konsentrasi yang dipakai kadang-kadang ditingkatkan hingga melampaui batas yang disarankan, dengan alasan dosis yang rendah tidak mampu lagi mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan kronis, ketahuan setelah selang  waktu yang lama, setelah berbulan atau bertahun. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), dan teratogenic (kelahiran anak cacad dari ibu yang keracunan).
Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena dapat  masuk ke dalam  jaringan tubuh melalui ruang pori kulit. Menurut World Health Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver. Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984 merupakan peringatan keras untuk produksi pestisida sintesis. Saat itu, bahan kimia metil isosianat telah bocor dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida sintesis (Sevin). Tragedi itu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan mengakibatkan lebih dari 50.000 orang dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan musibah terburuk dalam sejarah produksi  pestisida sintesis.
Selain  keracunan langsung,  dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan orang awam yang bukan petani, atau orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan pestisida. Kemungkinan ini bisa terjadi  akibat sisa racun (residu)  pestisida  yang ada didalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan. Konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut, tanpa sadar telah kemasukan racun pestisida melalui hidangan makanan yang dikonsumsi setiap hari.  Apabila jenis pestisida mempunyai residu terlalu tinggi pada tanaman, maka akan membahayakan manusia atau ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut.  Makin tinggi residu, makin berbahaya bagi konsumen.
Dewasa ini, residu pestisida di dalam makanan dan lingkungan semakin menakutkan manusia.  Masalah residu ini, terutama terdapat pada tanaman sayur-sayuran seperti kubis, tomat, petsai, bawang, cabai, anggur dan lain-lainnya. Sebab jenis-jenis tersebut umumnya disemprot secara rutin dengan frekuensi penyemprotan yang tinggi, bisa sepuluh sampai lima belas kali dalam semusim. Bahkan beberapa hari menjelang panenpun, masih dilakukan aplikasi pestisida. Publikasi ilmiah pernah melaporkan  dalam jaringan tubuh  bayi yang dilahirkan seorang Ibu yang secara rutin mengkonsumsi sayuran yang disemprot pestisida, terdapat kelainan genetik yang berpotensi menyebabkan bayi tersebut cacat  tubuh sekaligus cacat mental.
Belakangan ini, masalah residu pestisida pada produk pertanian dijadikan pertimbangan untuk diterima atau ditolak negara importir. Negara maju umumnya tidak mentolerir adanya residu pestisida pada bahan makanan yang masuk ke negaranya. Belakangan ini produk pertanian Indonesia sering ditolak di luar negeri karena residu pestisida yang berlebihan. Media massa pernah memberitakan, ekspor cabai Indonesia ke Singapura tidak dapat diterima dan akhirnya dimusnahkan karena residu pestisida yang melebihi ambang batas. Demikian juga pruduksi sayur mayur dari Sumatera Utara, pada tahun 80-an  masih diterima pasar luar negeri. Tetapi  kurun waktu belakangan ini, seiring dengan perkembangan kesadaran peningkatan kesehatan, sayur mayur dari Sumatera Utara ditolak konsumen luar negeri,  dengan alasan kandungan residu pestisida yang  tidak dapat ditoleransi karena melampaui ambang batas..
Pada tahun 1996, pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian sebenarnya telah membuat keputusan tentang penetapan ambang batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian.  Namun pada kenyatannya,  belum banyak pengusaha pertanian atau petani yang perduli. Dan baru menyadari setelah ekspor produk pertanian kita ditolak oleh negara importir, akibat residu pestisida yang tinggi. Diramalkan, jika masih mengandalkan pestisida sintesis sebagai alat pengendali hama, pemberlakuan ekolabelling dan ISO 14000 dalam era perdagangan bebas, membuat produk pertanian Indonesia tidak mampu bersaing dan tersisih serta terpuruk di pasar global.
Pestisida Berpengaruh Buruk Terhadap Kualitas Lingkungan
Masalah yang banyak diprihatinkan dalam pelaksanaan program pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah masalah pencemaran yang diakibatkan penggunaan pestisida di bidang pertanian, kehutanan,  pemukiman, maupun di sektor kesehatan. Pencemaran pestisida terjadi karena adanya residu yang tertinggal di lingkungan fisik dan biotis disekitar kita. Sehingga akan menyebabkan kualitas lingkungan hidup manusia semakin menurun.
Pestisida sebagai bahan beracun, termasuk bahan pencemar yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Pencemaran dapat terjadi karena pestisida menyebar melalui angin, melalui aliran air dan terbawa melalui tubuh organisme yang dikenainya. Residu pestisida sintesis sangat sulit terurai secara alami. Bahkan untuk beberapa jenis pestisida, residunya dapat bertahan hingga puluhan tahun. Dari beberapa hasil monitoring residu  yang dilaksanakan, diketahui bahwa saat ini residu pestisida hampir ditemukan di setiap tempat lingkungan sekitar kita. Kondisi ini secara tidak langsung dapat menyebabkan pengaruh negatif terhadap  organisma bukan sasaran. Oleh karena sifatnya yang beracun serta relatif persisten di lingkungan, maka residu yang ditinggalkan pada lingkungan menjadi masalah.
Residu pestisida telah diketemukan di dalam tanah, ada di air minum, air sungai, air sumur, maupun di udara. Dan yang paling berbahaya racun pestisida kemungkinan terdapat di dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, seperti sayuran dan buah-buahan.
Aplikasi pestisida dari udara jauh memperbesar resiko pencemaran, dengan adanya hembusan angin. Pencemaran pestisida di udara tidak terhindarkan pada setiap aplikasi pestisida. Sebab hamparan yang disemprot sangat luas. Sudah pasti, sebagian besar pestisida yang disemprotkan akan terbawa oleh hembusan angin ke tempat lain yang bukan target aplikasi, dan mencemari tanah, air dan biota  bukan sasaran.
Pencemaran pestisida yang diaplikasikan di sawah beririgasi sebahagian besar menyebar di dalam air pengairan, dan terus ke sungai dan akhirnya ke laut. Memang di dalam air terjadi pengenceran, sebahagian ada  yang terurai dan sebahagian lagi tetap persisten. Meskipun konsentrasi residu mengecil, tetapi masih tetap mengandung resiko mencemarkan lingkungan. Sebagian besar pestisida yang jatuh ke tanah yang dituju akan terbawa oleh aliran air irigasi.
Di dalam air, partikel pestisida tersebut akan diserap oleh mikroplankton-mikroplankton. Oleh karena pestisida itu persisten, maka konsentrasinya di dalam tubuh mikroplankton  akan meningkat sampai puluhan kali dibanding dengan pestisida yang mengambang di dalam air. Mikroplankton-mikroplankton tersebut kelak akan dimakan zooplankton. Dengan demikian pestisida tadi ikut termakan. Karena sifat persistensi yang dimiliki pestisida, menyebabkan konsentrasi di dalam tubuh zooplankton meningkat lagi hingga puluhan mungkin ratusan kali dibanding dengan yang ada di dalam air. Bila zooplankton zooplankton tersebut dimakan oleh ikan-ikan kecil, konsentarsi pestisida di dalam tubuh ikan-ikan tersebut lebih meningkat lagi. Demikian pula  konsentrasi pestisida di dalam tubuh ikan besar yang memakan ikan kecil tersebut. Rantai konsumen yang terakhir yaitu manusia yang mengkonsumsi ikan  besar, akan menerima konsentrasi tertinggi dari pestisida tersebut.
Model pencemaran seperti yang dikemukakan, terjadi melalaui rantai makanan, yang bergerak dari aras tropi yang terendah menuju aras tropi yang tinggi. Mekanisme seperti yang dikemukakan, diduga terjadi pada kasus pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi, yang menghebohkan sejak tahun lalu. Diduga logam-logam berat limbah sebuah industri PMA telah terakumulasi di perairan Teluk Buyat. Sekaligus mempengaruhi secara negatif biota perairan, termasuk ikan-ikan yang dikonsumsi masyarakat setempat.
Kasus pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida dampaknya tidak segera dapat dilihat. Sehingga sering kali diabaikan dan terkadang dianggap sebagai akibat sampingan yang tak dapat dihindari. Akibat pencemaran lingkungan terhadap organisma biosfer, dapat mengakibatkan kematian dan menciptakan hilangnya spesies tertentu yang bukan jasad sasaran. Sedangkan kehilangan satu spesies dari muka bumi dapat menimbulkan akibat negatif jangka panjang yang tidak dapat diperbaharui. Seringkali yang langsung terbunuh oleh penggunaan pestisida adalah spesies serangga yang menguntungkan seperti lebah, musuh alami hama, invertebrata, dan bangsa burung.
Di daerah Simalungun, diketahui paling tidak dua jenis spesies burung yang dikenal sebagai pengendali alami hama serangga, saat ini sulit diketemukan dan mungkin saja sedang menuju kepunahan.  Penyebabnya, salah satu adalah akibat pengaruh buruk pestisida terhadap lingkungan, yang tercemar melalui rantai makanan.
Spesies burung Anduhur Bolon, disamping pemakan biji-bijian, juga dikenal sebagai predator serangga, khususnya hama Belalang (famili Locustidae) dan hama serangga Anjing Tanah (famili Gryllotalpidae). Untuk mencegah gangguan serangga Gryllotalpidae yang menyerang kecambah padi yang baru tumbuh, pada saat bertanam petani biasanya mencampur benih padi dengan pestisida organoklor seperti Endrin dan Diendrin yang terkenal sangat ampuh mematikan hama serangga. Jenis pestisida ini hingga tahun 60-an masih diperjual-belikan secara bebas, dan belum dilarang penggunaaanya untuk kepentingan pertanian.
Akibat efek racun pestisida, biasanya 2 – 3 hari setelah bertanam serangga-serangga Gryllotalpidae  yang bermaksud memakan kecambah dari dalam tanah,  mengalami mati massal  dan  menggeletak diatas permukaan tanah.  Bangkai serangga ini tentu saja menjadi makanan yang empuk bagi burung-burung  Anduhur Bolon, tetapi sekaligus mematikan spesies burung pengendali alami tersebut.
Satu lagi, spesies burung Tullik. Burung berukuran tubuh kecil ini diketahui sebagai predator ulat penggerek batang padi (Tryporiza sp). Bangsa burung Tullik sangat aktif mencari ulat-ulat yang menggerek batang padi, sehingga dalam kondisi normal perkembangan serangga hama penggerek batang padi dapat terkontrol secara alamiah berkat jasa burung tersebut. Tetapi seiring dengan pesatnya pemakaian pestisida, terutama penggunaan pestisida sistemik, populasi burung tersebut menurun drastis. Bahkan belakangan ini, spesies tersebut sulit diketemukan. Hilangnya spesies burung ini, akibat  efek racun yang terkontaminasi dalam tubuh ulat padi, yang dijadikan burung Tullik sebagai makanan utamanya.
Belakangan ini, penggunaan  pestisida memang sudah diatur dan dikendalikan. Bahkan pemerintah melarang peredaran jenis pestisida tertentu yang berpotensi menimbulkan dampak buruk. Tetapi sebahagian sudah terlanjur. Telah banyak terjadi degradasi lingkungan berupa kerusakan ekosistem, akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana. Salah satu contohnya adalah hilangnya populasi spesies predator hama, seperti yang dikemukakan diatas.
pupuk kompos
pupuk kompos
Pestisida Meningkatkan Perkembangan Populasi Jasad Penganggu Tanaman
Tujuan penggunaan pestisida adalah untuk mengurangi populasi hama. Akan  tetapi dalam kenyataannya, sebaliknya malahan sering meningkatkan populasi jasad pengganggu tanaman, sehingga tujuan penyelamatan kerusakan tidak tercapai. Hal ini sering terjadi, karena kurang pengetahuan dan perhitungan tentang dampak penggunaan pestisida. Ada beberapa penjelasan ilmiah yang dapat dikemukakan mengapa pestisida menjadi tidak efektif, dan malahan sebaliknya bisa meningkatkan perkembangan populasi jasad pengganggu tanaman.
Berikut ini diuraikan tiga dampak buruk penggunaan pestisida, khususnya yang mempengaruhi peningkatan perkembangan populasi hama.
1.   Munculnya Ketahanan  (Resistensi) Hama Terhadap Pestisida
Timbulnya ketahanan hama terhadap pemberian pestisida yang terus menerus, merupakan fenomena dan konsekuensi ekologis yang umum dan logis.
Munculnya resistensi adalah sebagai reaksi evolusi menghadapi suatu tekanan (strees). Karena hama terus menerus mendapat tekanan oleh pestisida, maka melalui proses seleksi alami, spesies hama mampu membentuk strain baru yang lebih tahan terhadap pestisida tertentu yang digunakan petani. Pada tahun 1947, dua tahun setelah penggunaan  pestisida DDT, diketahui muncul strain serangga yang resisten terhadap DDT. Saat ini,  telah didata lebih dari 500 spesies serangga hama telah resisten terhadap berbagai jenis kelompok insektisida.
Mekanisme timbulnya resistensi hama dapat dijelaskan sebagai berikut. Apabila suatu populasi hama yang terdiri dari banyak individu, dikenakan pada suatu tekanan lingkungan, misalnya penyemprotan bahan kimia beracun, maka sebagian besar individu populasi tersebut akan mati terbunuh. Tetapi dari sekian banyak individu, ada satu atau beberapa individu yang mampu bertahan  hidup. Tidak terbunuhnya individu yang bertahan tersebut,  mungkin disebabkan  terhindar dari efek racun pestisida,  atau sebahagian karena sifat genetik yang dimilikinya. Ketahanan secara genetik ini, mungkin disebabkan kemampuan memproduksi enzim detoksifikasi yang mampu menetralkan daya racun pestisida. Keturunan individu tahan ini, akan menghasilkan populasi yang juga tahan secara genetis.  Oleh karena itu, pada generasi berikutnya anggota populasi akan terdiri dari lebih banyak individu yang tahan terhadap pestisida. Sehingga muncul populasi hama yang benar-benar resisten.
Dari penelaahan sifat-sifat hama, hampir setiap individu memiliki potensi untuk menjadi tahan terhadap pestisida. Hanya saja, waktu dan besarnya ketahanan tersebut bervariasi, dipengaruhi oleh jenis hama, jenis pestisida yang diberikan, intensitas pemberian pestisida dan faktor-faktor lingkungan lainnya. Oleh karena sifat resistensi dikendalikan oleh faktor genetis, maka fenomena resistensi adalah permanent, dan tidak dapat kembali lagi. Bila sesuatu jenis serangga telah menunjukkan sifat ketahanan dalam waktu yang cukup lama, serangga tersebut tidak akan pernah berubah kembali lagi menjadi serangga yang peka terhadap pestisida.
Di Indonesia, beberapa jenis-jenis hama yang diketahui resisten terhadap pestisida antara lain hama Kubis Plutella xylostella, hama Kubis Crocidolomia pavonana, hama penggerek umbi Kentang Phthorimaea operculella, dan Ulat Grayak Spodoptera litura. Demikian juga hama hama-hama tanaman padi seperti wereng coklat (Nilaparvata lugens), hama walang sangit (Nephotettix inticeps) dan ulat penggerek batang (Chilo suppressalis). dilaporkan  mengalami peningkatan ketahanan terhadap pestisida. Dengan semakin tahannya hama terhadap pestisida, petani terdorong untuk semakin sering melakukan penyemprotan dan sekaligus melipat gandakan tinggkat dosis. Penggunaan pestisida yang berlebihan ini dapat menstimulasi peningkatan populasi hama.
Ketahanan terhadap pestisida tidak hanya berkembang pada serangga atau binatang arthropoda lainnya, tetapi juga saat ini telah banyak kasus timbulnya ketahanan pada pathogen/penyakit tanaman terhadap fungisida, ketahanan gulma terhadap herbisida dan ketahanan nematode terhadap nematisida.
2.   Resurgensi Hama
Peristiwa resurgensi hama terjadi apabila setelah diperlakukan aplikasi pestisida, populasi hama  menurun dengan cepat dan secara tiba-tiba justru meningkat lebih tinggi dari jenjang polulasi sebelumnya. Resurgensi sangat mengurangi efektivitas dan efesiensi pengendalian dengan pestisida.
Resurjensi hama terjadi karena pestisida, sebagai racun yang berspektrum luas, juga membunuh musuh alami. Musuh alami yang terhindar dan bertahan terhadap penyemprotan pestisida,  sering kali mati kelaparan karena populasi mangsa untuk sementara waktu terlalu sedikit, sehingga tidak tersedia makanan dalam jumlah cukup. Kondisi demikian terkadang menyebabkan musuh alami beremigrasi untuk mempertahankan hidup. Disisi lain, serangga hama akan berada pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Sumber makanan tersedia dalam jumlah cukup dan pengendali alami sebagai pembatas pertumbuhan populasi menjadi tidak  berfungsi. Akibatnya populasi hama meningkat tajam segera setelah penyemprotan.
Resurgensi hama, selain disebabkan karena terbunuhnya musuh alami, ternyata dari  penelitian  lima  tahun terakhir dibuktikan bahwa ada jenis-jenis pestisida tertentu yang memacu peningkatan telur serangga hama . Hasil ini telah dibuktikan International Rice Research Institute terhadap hama Wereng Coklat (Nilaparvata lugens).
3.   Ledakan Populasi Hama Sekunder
Dalam ekosistem pertanian,  diketahui terdapat beberapa hama utama dan banyak hama-hama kedua atau hama sekunder. Umumnya tujuan penggunaan pestisida adalah untuk mengendalikan hama utama yang paling merusak. Peristiwa ledakan hama sekunder terjadi, apabila setelah perlakuan pestisida menghasilkan penurunan populasi hama utama, tetapi kemudian terjadi peningkatan populasi pada spesies yang sebelumnya bukan  hama utama, sampai tingkat yang merusak. Ledakan ini seringkali disebabkan oleh terbunuhnya musuh alami, akibat penggunaan pestisida yang berspektrum luas. Pestisida tersebut tidak hanya membunuh hama utama yang menjadi sasaran, tetapi juga membunuh serangga berguna, yang dalam keadaan normal secara alamiah efektif mengendalikan populasi hama sekunder.
Peristiwa terjadinya ledakan populasi hama sekunder di Indonesia,  dilaporkan pernah terjadi ledakan hama ganjur di hamparan persawahan Jalur Pantura Jawa Barat, setelah daerah tersebut disemprot intensif pestisida Dimecron dari udara untuk memberantas hama utama penggerek padi kuning Scirpophaga incertulas. Penelitian dirumah kaca membuktikan, dengan menyemprotkan Dimecron pada tanaman padi muda, hama ganjur dapat berkembang dengan baik, karena parasitoidnya terbunuh. Munculnya hama wereng coklat Nilaparvata lugens setelah tahun 1973 mengganti kedudukan hama penggerek batang padi sebagai hama utama di Indonesia, mungkin disebabkan penggunaan pestisida golongan khlor secara intensif untuk mengendalikan hama sundep dan weluk
Penutup
 Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan pemakaian pestisida yang tidak bijaksana, semoga menggugah kesadaran kita untuk tidak selamanya bergantung kepada pestisida. Untuk menanggulangi organisme pengganggu tanaman, masih terdapat teknologi  lain yang dapat diterapkan, yang  relative tidak berdampak negatif bagi manusia demikian juga bagi lingkungan hidup. Pestisida seharusnya tidak lagi “didewakan” sebagai satu-satunya teknologi penyelamat produksi. Melainkan disarankan digunakan hanya bila perlu saja sebagai alternatif terakhir.  Sedapat mungkin penggunaanya diupayakan dengan bijaksana
Sejalan dengan maksud tersebut, pemerintah Republik Indonesia sejak tahun 1986 telah mengeluarkan kebijakan dan tindakan yang dapat membatasi dan mengurangi penggunaan pestisida. Melalui Instruksi Presiden No. 3 Tahun 1986 program penanganan organisma pengganggu tanaman  adalah dengan menerapkan prinsip pengelolaan hama terpadu (PHT) sebagai program nasional, yang merupakan upaya untuk mengantisipasi dampak buruk pemakaian pestisida.

[BAHAYA PUPUK KIMIA]

PUPUK KIMIA
Urea NPK NPK
PUPUK UREA adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen
(N) berkadar tinggi. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis). Pupuk urea yang dijual di pasaran biasanya mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.
PUPUK SP – 36 merupakan sumber hara fosfor bagi tanaman. Pupuk SP – 36 berbentuk butiran berwarna keabu – abuan. Unsur hara Fosfor yang terdapat dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air. Pupuk ini tidak mudah menghisap air, sehingga dapat disimpan cukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik. Sesuai dengan namanya(SP-36) kandungan hara Fosfor dalam bentuk P2O5 pada pupuk ini yaitu sebesar 36%.
PUPUK NPK merupakan jenis pupuk majemuk yang mengandung unsur hara makro Nitrogen (N) , Phospor (P) dan Kalium (K). Pupuk ini berbentuk butiran (prill) dengan bulatan besar berwarna merah bata. Pupuk ini termasuk pupuk yang tidak mudah menyerap air, sehingga tahan disimpan lama di dalam gudang. Kandungan Nitrogen, Phospor dan Kalium pada pupuk NPK yang dijual di pasaran ini bervariasi. Perbandingan kandungan yang paling lazim dijual di pasaran yaitu :
1. 15 : 15 : 15
2. 15 : 15 : 6 : 4
3. 15 : 15 : 17 : 2
Ket → perbandingan di atas dibaca Nitrogen (%) : Phospor (%) : Kalium (%) : Magnesium (%)
pupuk kimia adalah zat subtitusi kandungan hara tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Tetapi seharusnya unsur hara tersebut ada ditanah secara alami dengan adanya “siklus hara tanah”
misal dari tanaman yang mati kemudian dimakan binatang pengerat/ herbivora, kotorannya atau sisa tumbuhan tersebut diuraikan oleh organisme seperti bakteri, cacing, jamur dan lainnya.
nah sikulus inilah yang harusnya di jaga, jika mengunakan pupuk kimia terutama bila kebanyakan maka akan memutuskan siklus hara tanah tersebut terutama akan mematikan organisme tanah. jadinya memang subur saat awal tetapi jadi tidak subur dimasa akan datang. Untuk itu sebenarnya perlu dijaga dengan pola tetap menggunakan pupuk organik.
DAMPAK DARI PUPUK KIMIA
Dampaknya zat hara yang terkandung dalam tanah menjadi diikat oleh molekul2 kimiawi dari pupuk sehingga proses regenerasi humus tak dapat dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/ daya dukung tanah dalam memproduksi menjadi kurang hingga nantinya tandus. Tak hanya itu penggunaan pupuk kimiawi secara terus-menerus menjadikan menguatnya resistensi hama akan suatu pestisida pertanian.
Masalah lain adalah penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama pemupukan Nitrogen dengan urea tidak pernah maksimal karena kandungan nitrogen pada urea hanya sekitar 40-60% saja. Jumlah yang hilang mencapai 50% disebabkan oleh penguapan, pencucian (leaching) serta terbawa air hujan (run off).
Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanah yang sangat bermanfaat bagi tanaman.
TEKNOLOGI PEMUPUKAN DENGAN MIKROORGANISME INDOGENOUS
Teknologi ini akan memperbaiki kesuburan lahan. Karena teknologi ini disebut juga dengan AGPI yang bermanfaat untuk Memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah sehingga struktur dan tekstur tanah menjadi serasi dan sehat, yang berarti dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman. (baca AGPI)

PENCEMARAN TANAH OLEH PUPUK


KARYA TULIS ILMIAH
PENCEMARAN TANAH OLEH PUPUK
Disusun untuk memenuhi tugas karya tulis ilmiah pelajaran kimia berkaitan dengan pencemaran lingkungan
Disusun oleh
Nama: Nabila Nailatus Sakina
DAFTAR ISI
Halaman cover ………………………………………………….1
Halaman Pengesahan ………………………………………………….2
Halaman daftar Isi …………………………………………………..3
Halaman Kata Pengantar …………………………………………………..4
Halaman Pendahuluan ………………………………………………….5
Halaman Studi Pustaka ………………………………………………6-10
Halaman Penutup ……………………………………………..11-12
Halaman Daftar Pustaka …………………………………………………13
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb,
Penyusun mengucap puji syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya karya tulis berjudul “Pencemaran Tanah oleh Pupuk” ini. Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan ibu guru dan teman-teman sekalian yang sangat membantu dalam terselesaikannya karya tulis ini.
Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi tugas karya tulis ilmiah pelajaran kimia mengenai pencemaran lingkungan yaitu pencemaran tanah oleh pupuk.
Melalui karya tulis ini kami juga ingin menginformasikan pada para pembaca mengenai pencemaran tanah yang disebabkan oleh pupuk, beserta sebab mengapa pupuk bisa menyebabkan pencemaran tanah dan cara mengatasinya.
Namun, penyusun menyadari bahwa penyusun masih mempunyai kekurangan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini. Karena itu, kami meminta saran dan kritik atas karya tulis ini. Dan kami juga akan memperbaikinya supaya lebih baik lagi mendatang.
Wassalamu’alaikum wr.wb,
Penyusun,
Nabila N.S.
BAB I
PENDAHULUAN
& PERUMUSAN MASALAH
Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia telah berubah menjadi lahan kritis akibat pencemaran dari limbah industri/pabrik dan pemakaian pupuk anorganik/kimia yang terlampau banyak secara terus menerus sehingga membuat unsure hara tanah semakin menurun.
Lahan pertanian yang sudah masuk dalam kondisi kritis mencapai 66% dari kurang lebih 7 juta lahan pertanian yang ada di Indonesia. Jika hal ini dibiarkan, produktivitas lahan akan terus menurun dan akhirnya lahan tersebut sendiri akan mati.
Langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan penggunaan pupuk organic untuk mengganti penggunaan pupuk anorganik/kimia pada tanah pertanian. Penggunaan pupuk organic bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia , sehingga dosis pupuk & akibat pencemaran lingkungan yang disebabkan penggunaan pupuk kimia bisa dikurangi.
& TUJUAN
Penulis menginginkan para pembaca mengerti mengenai masalah lahan pertanian di Indonesia yang semakin kritis karena tingginya pemakaian pupuk kimia . Penulis menginginkan para pembaca mengetahui dampak pencemaran tanah yang disebabkan oleh pupuk secara rinci. Dan juga supaya para pembaca mengetahui langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi pencemaran tanah, khususnya lahan pertanian karena penggunaan pupuk tersebut.
`
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. DEFINISI PUPUK
Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang menyediakan unsure hara bagi kebutuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Pupuk menurut macamnya dibagi 2 yaitu:
1. Pupuk organik
Adalah pupuk yang terbentuk atau dibuat secara alami tanpa menggunakan rekayasa kimia, fisik / biologis.
Contoh: pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk bokashi, dll.
2. Pupuk an-organik
Adalah pupuk yang terbentuk dari hasil proses rekayasa industri secara kimia, fisik / biologis.
Contoh: NPK , Urea, dll.
Apa itu rekayasa formula pupuk?
Rekayasa formula pupuk adalah serangkaian kegiatan rekayasa menghasilkan formula pupuk secara kimia, fisik dan biologis. Formula pupuk yaitu kandungan senyawa dari unsure hara makro / mikroba.
Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang memiliki peranan penting dalam peningkatan produksi dan kualitas hasil budidaya tanaman. Untuk memenuhi standar mutu dan menjamin efektifitas pupuk, maka pupuk yang diproduksi harus berasal dari formula hasil rekayasa yang telah diuji mutu dan efektifitasnya.
Kedua jenis pupuk tadi ( pupuk organic dan anorganik) dipakai oleh para petani di Indonesia selama 3 dasawarsa terakhir pada masa peningkatan mutu intensifikasi di Indonesia guna menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil pertanian. Namun, meskipun begitu, selain dapat menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil pertanian, ternyata pupuk jugalah yang ikut andil menyebabkan pencemaran lingkungan pada tanah.
Kalau pupuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, bagaimana bias pupuk menyebabkan pencemaran lingkungan pada tanah?
Pupuk akan menyebabkan pencemaran pada tanah jika penggunaannya berlebihan ( melebihi dosis yang dianjurkan) , terutama pada pupuk anorganik.
B. SEJARAH PUPUK ANORGANIK DI INDONESIA
Di Indonesia, penggunaan pupuk kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek pada masa pemerintahan Orde Baru untuk mendorong produktivitas pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang diadakan sejak tahun 1990-an. Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada decade 1980-an. Waktu itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk kimia, dll. Indonesia yang Berjaya saat itu sempat mengalami swasembada beras. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Pada decade 1990-an, petani mulai kelabakan menghadapi kesuburan tanah yang merosot, ketergantungan pemakaian pupuk kimia ( anorganik) yang makin meningkat, dll.
Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia. Untuk penggunaan pupuk anorganik, hal ini berdampak:
1. Berbagai organisme penyubur tanah musnah karena pupuk anorganik
2. Kesuburan tanah yang merosot / tandus.
3. Keseimbangan ekosistem tanah yang rusak.
4. Terjadi peledakan dan serangan jumlah hama.
C. PEMAKAIAN PUPUK KIMIA
Menurut Altieri ( 2000 ) , pupuk anorganik secara temporer telah meningkatkan hasil pertanian, tetapi keuntungan hasil panen akhirnya berkurang banyak dengan adanya penggunaan pupuk ini karena adanya sesuatu yang timbul akibat adanya degradasi ( pencemaran ) lingkungan pada lahan pertanian. Alasan utama kenapa pupuk anorganik menimbulakan pencemaran pada tanah adalah karena dalam prakteknya banyak kandungan yang terbuang. Penggunaan pupuk buatan ( anorganik ) yang terus- menerus akan mempercepat habisnya zat- zat organic , merusak keseimbangan zat- zat makanan di dalam tanah, sehingga menimbulkan berbagai penyakit tanaman.
Pencemaran kimia dari pupuk merupakan pencemaran unsure- unsure hara tanaman. Tanah –tanah yang dipindahkan oleh erosi umumnya mengandung unsure hara lebih tinggi daripada tanah yang ditinggalkan karena lapisan tanah yang terosi umumnya adalah lapisan atas yang subur. Di samping itu , fraksi tanah yang halus lebih mudah tererosi sehingga unsure hara terutama “P” sebagian besar diserap butir- butir tanah tersebut maka banyak unsure “P” yang hilang karena erosi. Sebagian besar “P” dalam tanah sukar larut sehingga “P” diangkut ke tempat lain bersama dengan aliran permukaan atau air infiltrasi.
Akibat pencemaran dari limbah industri dan pemakaian pupuk anorganik yang terlalu banyak secara terus menerus menyebabkan unsure hara yang ada di dalam tanah menurun. Di negara Indonesia sendiri, sebagian besar lahan pertanian telah berubah menjadi lahan kritis. Lahan pertanian yang telah masuk dalam kondisi kritis mencapai 66% dari total 7 juta hektar lahan pertanian yang ada di Indonesia. Kesuburan tanah di lahan- lahan yang menggunakan pupuk anorganik dari tahun ke tahun menurun. Keberhasilan diukur dan ditentukan dari berapa banyaknya hasil dari panen yang dihasilkan , bukan diukur dari kondisi dan keadaan tanah serta hasil panennya. Semakin banyak hasil panen, maka pertanian akan dianggap semakin maju.
Bahan organik merupakan salah satu komponen tanah yang sangat penting bagi ekosistem tanah, dimana bahan organik merupakan sumber pengikat hara dan substrat bagi mikrobia tanah. Bahan organik tanah merupakan bahan penting untuk memperbaiki kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi. Usaha untuk memperbaiki dan mempertahankan kandungan bahan organik untuk menjaga produktivitas tanah mineral masam di daerah tropis perlu dilakukan.
Bahan organik yang berasal dari sisa tumbuhan dan binatang yang secara terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi oleh proses fisika, kimia dan biologi. Bahan organik tersebut terdiri dari karbohidrat, protein kasar, selulose, hemiselulose, lignin dan lemak. Penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah dan mendorong perkembangan populasi mikro organisme tanah. Bahan organik secara fisik mendorong granulasi, mengurangi plastisitas dan meningkatkan daya pegang air.
Apabila tidak ada masukan bahan organik ke dalam tanah akan terjadi masalah pencucian sekaligus kelambatan penyediaan hara. Pada kondisi seperti ini penyediaan hara hanya terjadi dari mineralisasi bahan organik yang masih terdapat dalam tanah, sehingga mengakibatkan cadangan total C tanah semakin berkurang.
Pupuk memiliki kandungan nitrogen di dalamnya. Unsur nitrogen yang ada dalam pupuk ini mudah larut. Pemberian nitrogen berlebih di samping menurunkan efisiensi pupuk, juga dapat memberikan dampak negative di antaranya meningkatkan gangguan hamadan penyakit akibat nutrisi yang tidak seimbang. Oleh karena itu , perlu upaya perbaikan guna mengatasi masalah tersebut, sehingga pengolahan sumber daya secara efektif, efisien dan aman lingkungan dapat diberlakukan.
D. PEMALSUAN PUPUK
Selain disebabkan oleh adanya penggunaan pupuk organic yang tidak sesuai takaran secara rutin , hal ini juga disebabkan pemalsuan pupuk yang dijual kepada para petani. Pupuk palsu ini adalah pupuk yang dipalsukan atau disamarkan kandungan zat dan kadar zat di dalamnya. Hal ini menyebabkan tanaman dan tanah mendapat nutrisi yang tidak tepat dan dapat mengganggu keadaan tanah maupun tanaman tersebut.
E. EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK KIMIA DAN ORGANIK
Efisiensi penggunaan pupuk saat ini harus dilaksanakan karena industri pupuk kimia yang berjumlah enam buah telah beroperasi pada kapasitas penuh , sedangkan rencana perluasan sejak tahun 1994 sampai saat ini belum terlaksana.
Di pihak lain, permintaan pupuk kimia dalam negeri dari tahun ke tahun semakin meningkat. Upaya peningkatan efisiensi didukung kuat oleh kelompok peneliti bioteknologi atas keberhasilan mereka menemukan pupuk organic yang mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia.Pengembangan industri pupuk organic memiliki prospek yang cerah dan menawarkan beberapa keuntungan , baik bagi produsen, konsumen , maupun bagi perekonomian nasional.
Upaya pembangunan pertanian yang terencana dan terarah yang dimulai sejak Pelita I pada tahun 1969, telah berhasil menyelamatkan Indonesia dari predikat pengimpor beras terbesar di dunia menjadi negara yang mampu melaksanakan swasembada beras pada tahun 1984. Namun di balik keberhasilan yang menggembirakan tersebut , akhir – akhir ini muncul gejala yang mengisyaratkan ketidakefisienan dalam pemanfaatan sumber daya pupuk. Keadaan ini pun pada akhirnya justru memberatkan para petani , apalagi dengan adanya kebijakan penghapusan subsidi pupuk dan penyesuaian harga gabah yang tidak berimbang.
Beberapa penelitian yang menyangkut efisiensi penggunaan pupuk , khususnya yang dilakukan oleh kelompok peneliti bioteknologi pada beberapa tahun terakhir, sangat mendukung upaya penghematan pupuk kimia. Upaya tersebut dilaksanakan melalui pendekatan peningkatan daya dukung tanah atau peningkatan efisiensi produk pupuk dengan menggunakan mikroorganisme. Penggunaan mikroorganisme pada pembuatan pupuk organic , selain meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk , juga akan mengurangi dampak pencemaran air tanah dan lingkungan yang timbul akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan .
Industri pupuk organic sendiri saat ini mulai tumbuh dan berkembang , beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pupuk organic cukup banyak bermunculan , antara lain seperti : PT. TRIMITRA BUANAWAHANA PERKASA yang bekerjasama dengan PT. TRIHANTORO UTAMA bersama Pemda DKI Jakarta dan Pemkot Bekasi yang saat ini akan mengolah sampah kota DKI Jakarta , PT. MULTI KAPITAL SEJATI MANDIRI yang bekerjasama dengan Gapoktan ( Gabungan Kelompok Tani) dan Pemda Kabupaten Brebes Jawa Tengah yang mengolah sampah kota dan limbah pedesaan . PT.PUSRI selain memproduksi pupuk kimia , saat ini bersama PT. TRIHANTORO UTAMA dan Dinas Kebersihan Pemda DKI Jakarta juga memproduksi pupuk organic. Sampah dan limbah organic diolah dengan menggunakan teknologi modern dengan penambahan nutrient tertentu sehingga menghasilkan pupuk organic yang berkualitas.
F. MANFAAT PUPUK ORGANIK
Penggunaan pupuk organic bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaaan pupuk kimia ,sehingga dosis pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaaan pupuk kimia dapat secara nyata dikurangi . Kemampuan pupuk organic untuk menurunkan dosis penggunaan pupuk konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupukan telah dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian , baik untuk tanaman pangan ( kedelai, padi , jagung , dan kentang ) maupun tanaman perkebunan ( kelapa sawit, karet , kakao , the , tebu , dll.) yang diketahui selama ini sebagai pengguna utama pupuk konvensional (pupuk kimia ). Lebih lanjut lagi, kemampuannya untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan terbukti sejalan dengan kemampuannya menurunkan dosis penggunaan pupuk kimia.
Beberapa hasil penelitian di beberapa daerah , pupuk organic terbukti dapat menekan kebutuhan pupuk kimia hingga 100% , TSP/SP36 hingga 50% , kapur pertanian hingga 50%. Biaya yang dihemat mencapai Rp 50.000,-/ ha. Sedangkan produksi kedelai meningkat antara 2,45 hingga 57,48%. Keuntungan yang diperoleh petani kedelai naik rata – rata Rp 292.000/ ha, terdiri dari penghematan biaya pemupukan sebesar Rp 50.000,-/ ha, dan kenaikan produksi senilai Rp 242.000,-/ ha. Juga keadaan tanah yang semakin subur dan tidak mengalami pencemaran.
Aplikasi pupuk organic yang dikombinasikan dengan separuh takaran dosis standar pupuk kimia ( anorganik ) dapat menghemat biaya pemupukan . Pengujian lapangan terhadap tanaman pangan juga menunjukkan hasil yang menggembirakan , karena dapat meningkatkan hasil produksi pertanian dan dapat menghemat biaya pemupukan lahan.
Ini membuktikan bahwa untuk mengatasi pencemaran tanah yang disebabkan oleh pupuk anorganik dapat digunakan pemakaian pupuk organic untuk menyeimbangkan pemakaian pupuk kimia ( anorganik ).

PENUTUP
I. KESIMPULAN
Pupuk adalah bahan kimia / organisme yang menyediakan unsure hara bagi kebutuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pupuk dibagi 2 macam:
1. Pupuk organic
Adalah pupuk yang terbentuk / dibuat secara alami tanpa rekayasa kimia , fisik / biologis.
Contoh: pupuk kandang , pupuk kompos , dll.
2. Pupuk anorganik
Adalah pupuk yang terbentuk dari hasil proses rekayasa industri secara kimia , fisik / biologis.
Contoh: NPK, Urea , dll.
Pencemaran lingkungan pada tanah disebabkan oleh pemakaian pupuk kimia ( anorganik ) yang berlebihan. Pupuk kimia sendiri dikenal di Indonesia sejak dicanangkannnya revolusi hijau. Revolusi Hijau adalah proyek Orde Baru untuk mendorong produktivitas pertanian dengan menggunakan teknologi modern , yang diadakan sejak tahun 1970-an.Revolusi hijau menginstruksikan penanaman padi , pemaksaan pemakaian bibit impor dan pupuk kimia , dll. Hasilnya menguntungkan , namun tak lama hal ini malah menyebabkan pencemaran tanah besar-beasaran.
Pencemaran tanah yang disebabkan oleh pupuk dapat diatasi dengan:
1. Menggunakan pupuk sesuai dengan takaran.
2. Mengurangi penggunaan pupuk kimia.
3. Memadukan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organic.
4. Waspada terhadap penjualan pupuk palsu dengan takaran yang tidak semestinya.
II. SARAN
Badan Pengawas Pupuk seharusnya memeriksa lebih ketat kandungan zat pada pupuk kimia karena pada kenyataannya di lapangan banyak pupuk kimia yang memiliki kandungan yang kurang ataupun berbahaya.
Para petani hendaknya tidak menggunakan pupuk kimia dengan berlebihan dan memadukan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organic.
Pemerintah juga sepatutnya mengadakan penyuluhan mengenai penggunaan pupuk bagi para petani dan menghimbau pemakaian pupuk organic pada tanaman dan lahan pertanian.

DAFTAR PUSTAKA
Google.co.id/pencemaran tanah oleh pupuk
Google.co.id/pupuk
Google.co.id/pupuk anorganik
P4kipa.co.id
Tempo.co.id
Suaramerdeka.com
Wawasan.com
Cnr.berkeley.edu/-agroeco3/principles_and_strategies.html
Fao.org/docreep/v9926e/v996e04.htm
Oznet.ksu.edu

100 Cara Memotivasi Orang Lain Lengkap — Presentation Transcript


  • 1. 100 CARA MEMOTIVASI ORANG LAIN
  • 2. CARA PEMIMPIN HEBAT MENCIPTAKAN HASIL YANG MENAKJUBKAN LEWAT ORANG LAIN
  • 3. HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN BERKAITAN MOTIVASI • KECEMASAN • SAYALAH MASALAHNYA
  • 4. 100 CARA MEMOTIVASI ORANG LAIN 1. KETAHUILAH DARI MANA DATANGNYA MOTIVASI Motivasi berasal dari Dalam “DIRI SENDIRI “ 2. AJARKAN KEDISIPLINAN DIRI Kedisiplinan diri adalah Alat yang p yg bisa digunakan oleh setiap orang 3. DENGARKANLAH SEBELUM MEMULAI Anda tidak bisa memotivasi seseorang yang tidak mendengarkan Anda g
  • 5. 4. JADILAH PENYEBABNYA , BUKAN AKIBATNYA 5. BERHENTILAH MENGKRITIK MANAJEMEN YANG LEBIH TINGGI 6. LAKUKAN SATU HAL ITU 7. TERUSLAH MEMBERI UMPAN BALIK 8. DAPATKAN MASUKAN DARI ORANG –ORANG ANDA 9. PERCEPATLAH PERUBAHAN 10. KETAHUI PEMILIK DAN KORBAN ANDA 11. JADILAH INSPIRATOR / TELADAN Seseorang lebih suka diinspirasi daripada dikoreksi
  • 6. 12. AJARKAN PERANAN PEMIKIRAN 13. 13 SEGERA KATAKAN KEBENARANNYA 14. JANGAN SAMAKAN ANTARA MEMBUAT STRES DAN KEPEDULIAN 15. URUSLAH ATASAN ANDA SENDIRI 16. 16 SIMPANLAH SELANG AIR ANDA 17. DAPATKAN GAMBARANNYA 18. 18 ATURLAH KESEPAKATANNYA BUKAN ORANGNYA 19. 19 FOKUSLAH PADA HASIL ,BUKAN PADA BUKAN ALASAN 20. 20 LATIHLAH HASILNYA 21. CIPTAKAN SEBUAH PERMAINAN
  • 7. 22. KETAHUI TUJUAN ANDA 23. 23 LIHATLAH APA YANG MUNGKIN Salah satu aspek terpenting dalam memotivasi orang lain adalah kemampuan melihat kemungkinan yang ada pada orang lain bukan hanya melihat apa yang terjadi sekarang 24. NIKMATI A.R.T. DARI KONFRONTASI 25. 25 KEMBANGKAN EGO YANG SEHAT 26. PEKERJAKAN ORANG YANG TERMOTIVASI 27. 27 BERHENTILAH BERBICARA 28. JANGAN MENERIMA KETERBATASAN MEREKA
  • 8. 29. MAINKAN PERAN POLISI YANG BAIK DAN POLISI YANG BURUK 30. JANGAN MENJADI GILA 31. JANGAN TERLALU AKRAB 32. LAKUKAN YANG TERBURUK TELEBIH DAHULU 33. BELAJARLAH BEREKSPERIMEN 34. BERKOMUNIKASILAH SECARA SADAR 35. NILAILAH KINERJANYA 36. KELOLALAH HAL YANG MENDASAR TERLEBIH DAHULU 37. MOTIVASILAH DENGAN TINDAKAN 38. KETAHUI KEKUATAN ORANG – ORANG ANDA
  • 9. 39. DEBATLAH DIRI ANDA SENDIRI Kejamlah pada diri Anda sendiri saat Anda eja a d da se d da mendebat kekacauan dalam hidup Anda. Anda. Sederhankanlah hidup Anda untuk p merasakan seluruh kekuatan Anda 40. 40. ARAHKAN DENGAN BAHASA 41. 41. GUNAKAN PENGUATAN YANG POSITIF 42. 42. AJARI ORANG – ORANG ANDA TENTANG KEKUATAN KATA “ TIDAK “ 43. 43. JAGALAH ORANG – ORANG ANDA TETAP RAMAH KEPADA CUSTOMER
  • 10. 44. 44. GUNAKAN WAKTU TERBAIK ANDA UNTUK TANTANGAN TERBESAR Ketauhi terlebih dahulu WAKTU dari tantangan terbesar Anda,Rancanglah agar tantangan itu , g g g ditangani dengan tindakan yang berbobot dan dapat dihentikan pada saat Anda berada p p dalam kondisi terbaik dan penuh energi 45. 45. GUNAKAN WAKTU 10 MENIT DENGAN BAIK 46. 46. KETAHUI YANG INGIN ANDA KEMBANGKAN 47. 47. LEMBUTKAN HATI ANDA Komunikasi akan memecahkan semua masalah, jadi buatlah Percakapan Anda ,j p menjadi hal yang Penting
  • 11. 48. LATIHLAH ORANG – ORANG ANDA UNTUK MELAKUKAN PENYELESAIAN 49. LAKUKAN PERHITUNGAN MATEMATIKA DALAM PENDEKATAN ANDA 50. LIBATKAN DIRI ANDA SENDIRI 51. UNTUK MEMOTIVASI ORANG – ORANG ANDA, PERTAMA – TAMA ANDA HARUS RILEKS 52. JANGAN AMBIL KEPUTUSAN UNTUK BERHENTI 53. PIMPINLAH DENGAN ANTUSIASME
  • 12. 54. DORONGLAH ORANG – ORANG ANDA UNTUK BERKONSENTASI Hukum pertama mengenai kesuksesan adalah konsentrasi 55. INSPIRASIKAN KESTABILAN INTERNAL 56. 56 BERHENTILAH BERPIKIR BAHWA ANDA SELALU BENAR 57. 57 BANGUNKAN KESADARAN ANDA Untuk membangun kekuatan dalam diri dengan meningkatkan kesadaran kita tentang seperti apa kehidupan 58. 58 TAMPILKAN MEREKA SELALU
  • 13. 59. BERFOKUSLAH SEPERTI SEBUAH KAMERA Kepemimpinan p p yang terfokus adalah yg kemampuan dari seorang pemimpin untuk benar benar fokus ( bukan konsentrasi yang menegangkan ) dengan p perasaan rileks 60. 60. BERPIKIRLAH TENTANG MANAJEMEN SECARA MUDAH Selalu pikirkan apa yang harus Anda lakukan sebagai suatu hal yang mudah dan hal itu g yg akan terjadi 61. DAPATKAN KEKUATAN DARI PENEGUHAN 62. HAPUSKAN KETIDAKSETUJUAN SECARA BERTAHAP
  • 14. 63. TERUSLAH BELAJAR 64. PELAJARI HAL – HAL YANG BUKAN KEPEMIMPINAN 65. DENGARKANLAH ORANG – ORANG ANDA DENGAN SEPENUH HATI 66. BERMAIN DENGAN RIANG 67. PENUHI SEMUA JANJI TERKECIL ANDA 68. BERIKAN KEKUATAN KEPADA ORANG LAIN 69. JANGAN LUPA UNTUK BERNAPAS 70. KETAHUI BAHWA WAKTU ANDA TELAH TIBA 71. GUNAKAN KEKUATAN TENGGAT WAKTU 72. UBAHLAH KECEMASAN MENJADI PERHATIAN 73. BIARKAN PIKIRAN ANDA MENGATUR HATI ANDA
  • 15. 74. BANGUNLAH BUDAYA MEMBERIKAN PENGAKUAN 75. AMBILAH TANGGUNG JAWAB 76. AMBILLAH BEBERAPA PEMBELAJARAN BAGI DIRI ANDA SENDIRI 77. WUJUDKAN HARI INI 78. PELAJARI HAL – HAL BATINIAH 79. LUPAKANLAH KEGAGALAN 80. LANJUTKAN KONSULTASI DENGAN TINDAKAN 81. CIPTAKAN SEBUAH VISI 82. BERHENTILAH MENJAGA PUNGGUNG ANDA 83. ARAHKAN DENGAN MENJUAL 84. BERPEGANGLAH PADA PRINSIP
  • 16. 85. CIPTAKAN HUBUNGAN ANDA 86. 86 JANGAN TAKUT UNTUK MEMINTA 87. JANGAN MENGUBAH DIRI ANDA SENDIRI 88. 88 TINGKATKAN E-MAIL ANDA E- 89. BERHENTILAH MEMAKSA 90. 90 MENJADI SADAR 91. DATANGLAH DARI MASA DEPAN 92. 92 AJARI MEREKA UNTUK MENGAJARI DIRI MEREKA SENDIRI 93. 93 BERHENTILAH MEMINTA MAAF UNTUK PERUBAHAN 94. 94 BIARKAN ORANG MENEMUKANNYA 95. JADILAH SEORANG OPTIMIS YANG KEJAM
  • 17. 96. BERIKAN PERHATIAN 97. CIPTAKAN SEBUAH RUTINITAS 98. BERIKAN PENGHARGAAN 99. PERLAMBAT TEMPO ANDA 100.PUTUSKAN 100. PUTUSKAN UNTUK MENJADI BESAR

Trik sederhana & paling mudah, cara berani berbicara di depan umum

Trik sederhana & paling mudah, cara berani berbicara di depan umum
“saya mau tanya … bagaimana cara untuk memunculkan keberanian di hadapan umum ,.,”
Inilah pertanyaan yang saya temui dari bapak Ramdhani pada postingan Kaya tapi uang minim, Bisakah ??
Memang berbicara di depan umum sangat banyak sekali manfaatnya karena berbicara itu adalah salah satu sarana komunikasi kita yang akan menentukan baik & buruknya kehidupan kita kedepannya… dengan pandai & berani berbicara kita dapat menjalin kerja sama dengan baik dalam bisnis maupun dalam kehidupan kita sehari-hari & masih banyak lagi manfaatnya (salah satu hal yang diperlukan dalam marketing)… sangat penting bukan ??? JANGAN LEWATKAN ARTIKEL INI!!

saya yakin banyak sekali orang yang gugup & tidak berani untuk berbicara di depan umum padahal untuk mencapai cita-citanya seseorang harus pandai berbicara!
inilah satu artikel yang mesti anda baca untuk mewujudkan semua cita2 anda!
pada dasarnya orang takut berbicara karena orang tersebut takut pada apa yang akan ia katakan (takut salah) & tentunya takut jika di komentarin :)
Menurut saya, sebenarnya tidak ada orang yang takut berbicara di depan ribuan orang. Tidak percaya ?… mari kita ambil contoh & contohnya adalah diri anda sendiri!
Beranikah anda jika saya menyuruh anda (jika boleh saya menyuruh :)) berbicara di depan 10.000 anak umur 5 tahun ?
Beranikah anda jika saya menyuruh anda (jika boleh saya menyuruh :)) berbicara tentang ilmu dasar komputer di depan 10.000 orang yang memang tidak tau sama sekali bermain komputer & mereka sangat menunggu anda untuk menjelaskannya (anggap saja orang primitif)?
saya yakin anda berani!!, karena siapa sih yang takut berbicara di depan 10.000 anak2 ??  siapa sih yang takut berbicara di depan 10.000 orang primitif yang memang tidak tau sama sekali tentang apa yang akan anda sampaikan apalagi jika memang mereka sangat membutuhkan informasi dari anda (mensupport anda)
dan bagaimana jika saya menuruh anda (jika boleh menyuruh) untuk berbicara di depan seorang presiden beserta menteri2nya atau 5 orang sarjana hukum untuk membicarakan mengenai hukum sementara anda hanya sedikit mengerti tentang hukum… Beranikah anda ??
saya yakin anda akan gugup, tidak berani jika salah ngomong dan sebagainya…
nah dari contoh di atas kita bisa beri kesimpulan bahwa sebenarnya tidak ada orang yang takut berbicara di depan umum tetapi tepatnya orang yang takut berbicara di depan umum adalah orang yang tidak tau mengenai apa yang akan mereka katakan nantinya, takut di komentarin dan sebagainya
apa obatnya ??
  1. Belajar & bacalah buku tentang ilmu yang akan anda sampaikan ke orang banyak
  2. Berlatihlah agar anda dapat berbicara lancar nantinya
  3. Yakinlah jika anda banyak tau maka anda bisa menjawab segala pertanyaan yang muncul
saya yakin anda tidak akan mungkin takut berbicara jika anda banyak tau sekalipun jika anda berbicara di depan 10.000 orang!
apa buktinya jika orang yang takut berbicara itu adalah orang yang tidak tau mengenai hal apa yang akan dia sampaikan & takut atas pertanyaan yang akan muncul ??
saya beri contoh,
beranikah anda mengirimkan email saja tentang panduan ilmu investasi ke warren buffet (ahli investasi) sedangkan anda hanya sedikit paham tentang investasi??
saya yakin anda akan berfikir, ah pasti beliau sudah tau cara ini, ah nanti salah dan beliau menertawakan saya atau berbalik tanya (jika seperti itu), ah malu!!
YA, benar!!! sebenarnya orang takut berbicara adalah karena takut salah ngomong, takut di komentarin, takut di tertawakan, malu (karena tidak tau), dan lain2
kuncinya : perdalamlah pengetahuan anda!
saya tidak pernah menemukan orang yang pandai/jenius tapi takut berbicara
NB: jika anda ingin membaca trik berbicara yang baik dan menyenangkan silahkan klik lanjutannya KLIK DISINI

Sabtu, 07 April 2012

Serbuk kurma untuk menambah gairah seks dan kesuburan

Kurma adalah salah satu buah yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan penyembuhan. Namun tahukah anda? selain buahnya, serbuk kurma juga memiliki khasiat yang luar biasa. Serbuk kurma dipercaya oleh banyak kalangan memiliki mafaat yang sangat besar untuk menjaga kesuburan dan juga mengobati kemandulan baik pada pria maupun wanita.

Serbuk kurma juga membantu menjaga keharmonisan suami dan istri. Dengan mengonsumsi serbuk kurma secara teratur akan meningkatkan stamina dan juga gairah bercinta. Sedangkan manfaat lainnya yaitu dapat mencegah ejakulasi dini.


Serbuk kurma bisa anda dapatkan dibeli di toko-toko obat herbal Islami atau anda juga mendapatkan produk serbuk kurma penyubur kandungan dari Arab Saudi di toko online Rumah Adhwa. Minum serbuk kurma juga ada caranya tersendiri, yaitu campurkan serbuk kurma kurang lebih 15-20 gram ke dalam 1 kg madu murni.

Rutinlah meminum campuran madu dan serbuk kurma dua kali dalam sehari dengan dosis satu sendok makan, lebih dianjurkan meminumnya sebelum makan.

Alhamdulillah salah satu rekan saya juga berhasil dalah ikhtiarnya untuk mendapatkan keturunan setelah kurang lebih 2 tahun tidak belum dikaruniai anak. Mereka minum serbuk kurma dan madu.

Madu untuk membersihkan lidah bayi


Seringkali para ibu baru cemas melihat lidah bayinya yang berwarnya putih. Ya, warna putih pada lidah bayi disebabkan oleh endapan susu formula. Itulah salah satu efek dari Ibu yang tidak memberikan ASI Ekslusif pada bayinya. ASI tidak menghasilkan endapan meskipun diperas dalam botol dan disimpan di freezer. Sementara susu formula menghasilkan endapan secara berangsur mengendap pada lidah bayi.


Cara sederhana untuk membersihkan lidah bayi yaitu dengan memberikan madu khusus anak atau madu asli. Caranya yaitu menggunakan kasa steril yang telah dicampur dengan madu tersebut lalu diusapkan secara berlahan pada lidah bayi. Mudah dan Praktis. Tapi ingat jangan menggunakan madu hutan, karena tidak cocok untuk bayi. Bagi yang tidak punya madu di rumah bisa juga menggunakan air hangat saja.

Matoa

Matoa (Pometia pinnata) merupakan flora identitas Propinsi Papua Bara. Buah ini termasuk ke dalam famili Sapindaceae. Pohon matoa mampu tumbuh tinggi mencapai 50 m dan memiliki kayu yang cukup keras. Akar papan tingginya mencapai 5 m, daun majemuk berseling, bersirip genap, tangkai daun panjang ± 1 m, anak daun 4 - 13 pasang bentuknya bundar memanjang dengan tepi yang bergerigi. Mahkota bunga agak berbulu pada bagian luar, kelopak bunga agak menyatu.

Buah matoa berbentuk bulat lonjong seukuran telur puyuh atau buah pinang (keluarga Palem) dengan panjang 1,5-5 cm dan berdiameter 1-3 cm, kulit licin berwarna coklat kehitaman bila masak dan ketika masih muda berwarna kuning kehijauan, ada juga yang menyebut hijau-kekuningan). Kulit ari putih bening melekat pada biji, manis dan harum.


Rasa buahnya susah didefinisikan. Bagi yang pernah memakannya, ada yang bilang rasanya masin, seperti antara rasa buah rambutan dan buah leci. Ada juga yang bilang sangat manis layaknya buah kelengkeng. Ada yang bilang manis legit. Ada lagi yang merasakan aromanya seperti antara buah kelengkeng dan durian. Pendeknya, buah matoa berasa enak, kata mereka yang suka.

Tanaman ini mudah diperbanyak/ dikembang biakkan melalui biji, dan cara lain seperti cangkok serta okulasi. Matoa tumbuh di daerah yang sejuk atau dengan kata lain lebih mudah tumbuh di pada ketinggian 900 - 1700 m dpl, topografi datar atau miring, meskipun dapat pula tumbuh di dataran rendah, dengan waktu berbunga bulan Juli - Agustus dan berbuah pada bulan November - Februari.

Selama ini orang mengenal buah matoa berasal dari Papua, padahal sebenarnya pohon matoa tumbuh juga di Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan bahkan Jawa pada ketinggian hingga sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut. Selain di Indonesia pohon matoa juga tumbuh di Malaysia, tentunya juga di Papua New Guinea (belahan timurnya Papua), serta di daerah tropis Australia.

Di Papua sendiri pohon matoa sebenarnya tumbuh secara liar di hutan-hutan. Ini adalah sejenis tumbuhan rambutan, atau dalam ilmu biologi disebut berasal dari keluarga rambutan-rambutanan (Sapindaceae). Sedangkan jenisnya dalam bahasa latin disebut pometia pinnata.

Di Papua New Guinea, buah matoa dikenal dengan sebutan taun. Sedangkan di daerah-daerah lainnya, sebutannya juga bermacam-macam, antara lain : ganggo, jagir, jampania, kasai, kase, kungkil, lamusi, lanteneng, lengsar, mutoa, pakam, sapen, tawan, tawang dan wusel. Artinya, buah ini sebenarnya juga dijumpai di daerah-daerah lain di Indonesia. Oleh karena itu, meskipun orang lebih mengenai buah matoa ini berasal dari Papua, namun jangan heran kalau di sebuah shopping center di Yogya Anda akan menjumpai buah matoa dari Temanggung.

Di Papua dikenal 2 (dua) jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah yang kenyal dan nglotok seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm. Dilihat dari jenis warna buahnya, baik Matoa Kelapa mapun Matoa Papeda dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu matoa merah, kuning, dan hijau. 
Buah matoa yang dijumpai di Jawa atau tempat-tempat lain, pada umumnya tidak sebagai hasil budidaya, melainkan sekedar hasil sampingan dari tanaman hias yang tumbuh di halaman-halaman yang cukup luas, atau bahkan hasil dari pohon matoa yang tumbuh liar. Di Papua, pohon matoa yang semula tumbuh liar kini menjadi semakin naik gengsinya. Apalagi semenjak (mantan) presiden Megawati mencanangkan penanaman berbagai jenis pohon asli Indonesia seperti cempaka Aceh, meranti Kalimantan dan matoa Papua sebagai pohon lestari, di kawasan Gelora Bung Karno Jakarta, beberapa tahun yang lalu.

Dari pohon matoa, selain diambil buahnya, batang kayunya juga sangat bermanfaat dan bernilai ekonomis. Tinggi pohonnya dapat mencapai 40-50 meter dengan ukuran diameter batangnya dapat mencapai 1 meter hingga 1.8 meter. Batang kayu pohon matoa termasuk keras tetapi mudah dikerjakan. Banyak dimanfaatkan sebagai papan, bahan lantai, bahan bangunan, perabot rumah tangga, dsb. yang ternyata tampilan kayunya juga cukup indah.

Maka, dapat dimaklumi kalau umumnya masyarakat Papua akan dengan bangga menyebut buah matoa sebagai buah khasnya propinsi Papua. Pohon ini berbunga sepanjang tahun, maka pohon matoa pun dapat dikatakan berbuah hampir sepanjang waktu. Oleh karena itu, buah matoa relatif mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional di Papua.

Gejala Obesitas dan Komplikasinya

Bentuk muka anak dan remaja yang menderita obesitas tidak proporsional. Hidung dan mulut relatif kecil, dagu ganda dan timbunan lemak di daerah payudara sehingga cenderung membuat malu remaja putra. Perut menggantung, terdapat lipatan dan alat genital khususnya pada remaja putra akan terlihat lebih kecil karena timbunan lemak. Paha dan lengan terlihat besar namun jari tangan sangat runcing.

Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:
  • Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Stroke
  • Serangan jantung (infark miokardium)
  • Gagal jantung
  • Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)
  • Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
  • Gout dan artritis gout
  • Osteoartritis
  • Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
  • Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan ngantuk).

PENDIDIDIKAN KESEHATAN UNTUK SEMUA ORANG


Oleh: Endah Lavina Sr.
Kordinator Divisi Kesehatan Pada Pacific Asia Study Center (PASCENTER), Timor Leste.
E-mail: etpacs@hotmail.com


Pengantar

Sebelumnya tulisan ini bukanlah tulisan yang hebat karena tidak berbicara tentang Marxis dan analisisnya atau tentang teori ekonominya Adam Smith atau masalah-masalah politik yang sarat dengan kalimat-kalimat asing dan konsep-konsep ilmiah yang sulit. Tulisan ini hanya pendapat dari seorang "sarjana supermi" yang kebetulan tinggal di negara baru ini.

Ketika pada suatu waktu saya berkesempatan menemani saudara perempuan saya ke Hospital Nasional Dili, saya menjumpai "fenomena" yang menarik. Seorang polisi baru saja mengantar seorang laki-laki, kurang jelas apakah kecelakaan atau perkelahian, namun yang pasti bibirnya mengalami luka dan memerlukan jahitan. Prosedur jahitan pun segera dilakukan, dan ketika prosedur tersebut selesai, dokter yang menangani berteriak "Ok , diak ona, hamrik i la'o! hau atu hare'e!" dan pasien pun berjalan berputar ke-kiri dan ke-kanan dengan gaya yang "khas" sang dokter memperhatikan tanpa menjelaskan maksud dan tujuan mengapa ia memerintahkan pasien tersebut untuk berjalan. Kejadian ini mengingatkan saya ketika saya masih kuliah di Jakarta, sewaktu ibu kost sering memanggil rombongan "topeng monyet" untuk sedikit memberikan hiburan murah meriah untuk anaknya yang masih kecil. Saya mau tak mau ikut juga menikmati "tontonan gratis" ini berhubung uang di kantong tidak mencukupi untuk sekedar menonton, "Mission Imposible"-nya Tom Cruise. Rombongan ini terdiri dari seekor monyet, tuannya, plus gendang untuk menciptakan musik pengiring. Segala persiapan dilakukan sebelum monyet beraksi termasuk mendandaninya menyerupai manusia, Dan ketika persiapan selesai si-empunya akan berteriak  "Sarina pergi ke pasar!" Tak lama monyet yang kini telah cukup "cantik" berjalan berputar sambil memperlihatkan adegan lucu yang membuat penonton tertawa terpingkal-pingkal. Tak hanya itu, alunan musik dari gendang pun turut memeriahkan "tarian tunggal" monyet ini.

Pembaca (mungkin) dapat melihat kemiripan antara atraksi topeng monyet tadi dengan kejadian yang saya saksikan di "Ruang gawat darurat" Hospital Nasional Dili. Bedanya cuma; tidak ada musik pengiring ketika pasien laki-laki tadi diperintahkan untuk berjalan ke-kiri dan ke-kanan. Dan jika ada maka saya pikir, ini baik bagi dokter dan para medis lainnya untuk melatih dan menjajaki profesi baru jika kelak telah pensiun.

Atau kejadian lain ketika seorang ibu yang sedang kesakitan melahirkan mendapatkan kata-kata yang cukup manis dari seorang perawat.
Kalau "buat" mau, gliran keluarinnya nggak mau! Cukup manis bukan!? Sayang, tidak cukup manis buat telinga saya, mungkin juga si-ibu. "The wrong word in the wrong place", (sedikit kalimat berbahasa asing untuk meningkatkan mutu tulisan ini, ups!)

Kejadian-kejadian di atas hanya sedikit dari ribuan (atau bahkan lebih) kasus-kasus, yang jelas memperlihatkan bahwa dengan gampangnya para professional kesehatan menjadikan pasien sebagai "Kelinci Percobaan", atau mungkin sebaliknya pasien dengan gampang merelakan dirinya sebagai "kelinci percobaan" dokter dan perawat, karena mereka begitu yakin bahwa dokter dan perawat adalah "Dewa Penolong".

Arogancia dan konstruksi sosial

Tulisan yang boleh dibilang tidak cukup sistematis ini akan saya awali dengan sebuah pertanyaan sederhana:
"Mengapa hal ini bisa terjadi!?" Dan berikut adalah analisis remeh saya tentang hal ini.
Pertama saya ingin mengadopsi satu kata yang akhir-akhir ini cukup popular, Arogancia yang akan saya gabungkan dengan kalimat lain sehingga berbunyi "arogancia professional kesehatan". Tanpa bermaksud sentimen atau steriotiped namun fokus pertama dari tulisan berikut adalah untuk para dokter. Saya tidak mengatakan bahwa semua dokter di muka bumi ini mengidap penyakit "arogancia", tapi penyakit ini merupakan konstruksi sosial yang dibangun di masyarakat dari sejak dahulu hingga saat ini. Jika kita membaca dongeng dan cerita-cerita sejarah dari masa lalu, sering akan kita jumpai bahwa seorang kepala suku kadang-kadang diangkat oleh masyarakat karena dianggap mempunyai keahlian menyebuhkan penyakit. Bahkan jika anda menggemari komik klasik "asterix", maka akan anda jumpai seorang dukun hebat bernama "Panoramix" yang mampu membuat ramuan-ramuan "ajaib", yang sangat diandalkan rakyat Galia dalam menghadapi serbuan pasukan Romawi. Dan penghormatan masyarakat untuk orang-orang seperti ini boleh dibilang lebih dari biasa. Yang menarik adalah orang-orang yang dianggap hebat ini sering merahasiakan kelebihannya ini.
Agaknya lingkungan seperti ini terus terbentuk dan dipertahankan hingga saat ini. Ketika saya masih kecil, pada saat ditanya ingin jadi apa kelak, maka dengan cepat saya akan menjawab! "Dokter!" Jawaban ini tentu saja bukan keluar dari lubuk hati saya yang paling dalam, namun lebih karena pandangan yang diciptakan lingkungan sekitar bahwa menjadi dokter akan: 1. Kaya dan mobilnya banyak, 2. Mendongkrak martabat keluarga atau untuk alasan sepele lainnya 3. Supaya punya banyak baju bagus seperti tante A (yang kebetulan dokter). Pandangan-pandangan seperti ini membuat siapapun meyakini bahwa menjadi dokter adalah prestasi yang terhebat dari segala sesuatu yang "hebat-hebat". Ketika saya mulai memasuki bangku kuliah di sebuah Fakultas di Jakarta dan kebetulan fakultas saya itu bertetangga dengan fakultas kedokteran, maka pandangan lain yang terbentuk adalah: 1). Menjadi mahasiswa kedokteran sudah pasti anak orang kaya, 2). Sudah pasti pintar karena ilmu kedokteran adalah "ilmu yang luar biasa" sulitnya dan hanya sanggup dipelajari oleh orang-orang pilihan. Di lingkungan praktek sendiri muncul berbagai macam permakluman bagi para dokter. Misalnya tanpa baju seragam pun dokter diperkenankan menjalankan tugasnya, sedangkan para medis yang lain diwajibkan mengenakan seragam. Demikian juga dengan tulisan, ketika saya melakukan kerja praktek di salah satu rumah sakit di Jakarta banyak pasien dan perawat yang mengeluh karena mengalami kesulitan dalam membaca instruksi atau resep yang ditulis oleh dokter. Tetapi keluhan itu buru-buru ditepis dengan kalimat, "Ah,... maklum dia kan orang sibuk, jadi pasti buru-buru dalam menulis!" atau "Yah... inilah tulisannya orang pintar." Glorius Yesus! Sebuah permakluman yang putus asa, saya kira! Pandangan dan konstruksi sosial semacam inilah yang menyebabkan, baik disadari atau tidak memunculkan arogancia dikalangan para dokter.

Ilmu kedokteran adalah ilmu yang sulit dan sakral?

Ilmu kedokteran adalah ilmu yang sulit! Benarkah? Ada berbagai versi jawaban ketika saya menanyakan tentang hal ini kepada beberapa teman baik itu yang tidak mempelajari ilmu ini maupun mereka yang secara langsung terlibat mempelajarinya. Jawaban-jawaban tersebut antara lain karena: 1). Lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pendidikan dalam bidang ini. 2). Tebalnya buku-buku yang harus dibaca. 3). Ilmu ini berhubungan langsung dengan nyawa seseorang dan masih banyak lagi. Saya tidak menyangkal bahwa jawaban-jawaban tersebut mungkin ada benarnya, namun banyak juga kelemahannya. Salahnya satunya adalah kalau lamanya masa pendidikan menjadi penentu tingkat kesulitan sebuah ilmu, maka bagaimana dengan seorang mahasiswa teknik pertambangan yang meyelesaikan kuliahnya selama  9 tahun,  berhubung dengan banyaknya kegiatan magang di KALTEX dan PT. MIGAS. Jika tingkat kesulita sebuah ilmu memang benar diukur dari masa studynya, maka saya juga dapat katakan bahwa, ilmu pertambangan adalah ilmu yang sulit! Tentu saja ini bukan  cuma sekedar angin lalu karena toh anggapan bahwa betapa sulitnya ilmu kedokteran, cukup membuat para individu yang terlibat didalamnya merasa "pintar" (padahal sesungguhnya ilmu kedokteran adalah ilmu hafalan biasa yang siapapun bisa mempelajarinya kalau ada niat dan bakat serta tentunya kalau mendapatkan kesempatan). Begitu sakralnya ilmu ini, anggap saja seperti sebuah ilmu silat sakti "ajian serat jiwa"-nya Brama Kumbara atau "ajian monyet teler"-nya Wiro Sableng maka ilmu ini menjadi sangat tertutup dan hanya pemiliknya saja yang tahu menggunakannya di samping masyarakat kebanyakan yang akibat berbagai pandangan tadi menjadi lebih dahulu menyerah sebelum mempelajarinya.

Akhirnya kondisi yang tercipta adalah dokter semakin menguasai ilmunya sedangkan masyarakat semakin menjauh dari ilmu yang "sebenarnya tidak menakutkan" ini. Dan ketika terjadi interaksi antara dokter dan pasien maka dokter menganggap bahwa pasien adalah manusia yang tidak tahu apa-apa yang kebetulan sakit dan hanya dia-lah satu-satunya orang yang mampu mengobati sehingga ia bebas memerintahkan berbagai macam instruksi tanpa perlu berdiskusi dengan pasiennya. Kebiasaan ini memicu berbagai kasus yang sempat muncul seperti ketika seorang pasien merasa dilecehkan oleh para medis di sebuah rumah sakit, dan kita semua dapat saksikan bahwa pembelaan berat sebelah dan memihak lebih memenangkan pelaku daripada korbannya. Kalimat klise seperti "...telah sesuai dengan prosedur" dengan gampangnya dikeluarkan. Korban yang di lain pihak tidak mengetahui apapun tentang prosedur tidak dapat berbuat apa-apa kecuali harus memakluminya. Fakta di atas juga hendak menjelaskan bahwa pasien merasa sebagai manusia yang bodoh dalam bidang ini, dan hanya akan menuruti apa yang diperintahkan oleh dokter.

Perawat dan kemitraan

Untuk menciptakan rasa keadilan, maka ada baiknya saya juga singgung sedikit sebuah sebuah profesi yang "katanya" merupakan mitra dokter. Saya adalah seorang pembaca Marx yang payah, untuk memahami karya tokoh besar yang satu ini rasanya memerlukan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, dan sampai saat inipun saya tidak tahu apakah saya telah memahaminya dengan baik. Namun pembaca tidak akan saya libatkan lebih jauh dalam perdebatan mengenai teori-teori Marx, karena saya hanya meyakini satu hal bahwa Bapak Marx adalah pembela kaum tertindas. Lalu apa hubungannya dengan perawat, tanpa perlu berbasa-basi saya akan katakan bahwa dalam profesi kesehatan perawat adalah kaum tertindas. Mengapa demikian? Akan sangat panjang ceritanya jika saya uraikan dari awal, untuk itu saya akan lebih mempersingkat tanpa mengurangi makna sebenarnya. Kenyataan jelas yang  dapat dilihat adalah jika kita menghitung upah yang diterima dengan jam kerja yang harus ditempuh dalam satu hari. Sangat tidak sebanding! Saya tidak akan menyebut jumlah (karena sudah pasti kecil) namun jika diterapkan pada masyarakat Timor Lorosa'e yang kebanyakan hidup secara extended family, tentulah pendapatan yang diperoleh tidak cukup untuk mencapai hidup sejahtera. Dari segi pendidikan, jarang sebuah institusi pendidikan keperawatan yang menekankan pentingnya analisis, peserta didik hanya dilatih untuk berpikir bagaimana mengerjakan sejumlah keterampilan khusus tanpa diajarkan lebih jauh makna dan tujuannya. Kondisi demikian tidak lain akan menciptakan robot-robot yang hanya  akan bekerja jika diperintah atau menjalankan kegiatan sebatas rutinitas belaka. Jika sudah demikian memang akan sangat sulit menjalin kemitraan di lingkungan kerja dengan para dokter, yang ada kemudian hanyalah "atasan memerintah bawahannya" dan dalam hal ini perawat adalah bawahan dokter. Pengakuan sebagai profesi pun sampai saat ini masih tanggung-tanggung diberikan. Dan label sebagai "pembantu" dokter sepertinya sangat pas dan aneh rasanya kalau label ini kemudian diubah menjadi mitra. Jangankan bermitra dengan dokter bermitra dengan pasien pun akan mejadi sangat sulit. Seringkali karena telah menjadi rutinitas perawat mengerjakan sesuatu tanpa memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada pasiennya. Pasien dianggap sebagai obyek yang menjadi beban dan tugas hari ini dan harus ditanggani secepatnya. Padahal sebagai ujung tombak dari sebuah rumah sakit, keberadaan perawat yang hampir 24 jam mendampingi pasien merupakan momen yang sangat tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan bagi pasien dan kesempatan baik pula bagi pasien untuk mengetahui berbagai informasi kesehatan dari perawat, minimal tentang penyakit yang dideritanya. Di lain pihak pasien juga menganggap bahwa apa yang dilakukan perawat sudah pasti benar. Beban hidup, upah yang tidak seimbang, rutinitas dan jam kerja yang panjang serta tuntutan untuk selalu menjalankan setiap instruksi dari atasan menjadikan lingkungan kerja bagi seorang perawat terasa begitu melelahkan. Dalam keadaan yang demikian kontrol emosi merupakan tugas berat yang harus diemban. Jadi tidak heran jika suatu hari ada kejadian perawat menjadi lepas kontrol.  Namun sekali lagi, ini pun bukan tindakan yang harus dimaklumi!

Apa yang perlu dilakukan?

Semua masyarakat harus diberi kesempatan dan fasilitas yang sama oleh pemerintah untuk mempelajari ilmu kesehatan pada umunya, sehingga para dokter dan perawat tidak lagi dianggap sebagai dewa penyelamat satu-satunya, melainkan masyarakat menjadi partner dokter dan perawat untuk mengatasi masalah kesehatan yang di hadapi. Salah satu contohnya misalnya, pemerintah perlu menyediakan buku-buku kesehatan, minimal di setiap suku agar masyarakat memiliki akses untuk mempelajarinya. Atau pemerintah perlu mengadakan training-training dalam hal kesehatan, minimal di setiap sub-distrik agar masyarakat setempat memiliki pengetahuan untuk mengatasi kesehatan dasarnya sehari-hari.

Masyarakat perlu mendekonstruksi pandangan-pandangan yang selama ini menganggap bahwa ilmu kedokteran adalah ilmu yang sakral, ilmu kedokteran harus dianggap sebagai ilmu pengetahuan biasa yang penting untuk dipelajari oleh siapa pun, kendati tidak harus digelari sebagai seorang dokter atau berprofesi dokter. Ilmu kedokteran perlu dianggap sebagai sebuah pendidikan popular karena menyangkut kehidupan sehari-hari.

Para dokter dan perawat harus menjadi mitra kerja yang saling melengkapi
secara adil sebelom menjadi mitra pasien dan masyarakat pada umumnya. Para dokter dan perawat perlu meningkatkan pengetahuannya dalam hal bagaimana bermitra dengan para pasien agar perilaku dokter dan perawat yang selama ini selalu menganggap bahwa dirinya superior dan tahu segalanya bisa dihindari. Dalam hal ini diperlukan kerendahan hati untuk bagaiman secara terbuka, perawat dan dokter menularkan ilmunya kepada pasien (dan akan lebih baik lagi, kepada lingkungan sekitarnya) tentunya dengan bahasa yang sederhana dan pendekatan sosio-antropologis agar mudah diterima. Sebaliknya masyarakat perlu meningkatkan pengetahuan dalam hal kesehatan agar jangan mau dijadikan obyek atau "kelinci percobaan" para dokter dan perawat melainkan menjadi mitra diskusi untuk mengatasi sebuah penyakit.

Pendidikan moral dan mental bagi perawat dan dokter kiranya dapat menjadi perhatian, terlebih dalam bagaiman memandang pasien sebagai manusia secara holistic dan bukan sebagai obyek. Dengan demikian ketegangan antara keduanya dan hal-hal yang tidak semestinya terjadi (terutama di lingkungan rumah sakit), dapat dihindari. Yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana mengutamakan dialog atau komunikasi yang baik antara pasien dan dokter atau perawat.

Mengharapkan keterlibatan dari pemerintah saja tentulah tidak efektif untuk mengatasi kondisi
"buta-sehat" dalam masyarakat. Partisipasi dari masing-masing individu profesi kesehatan dan organisasi non pemerintah untuk memulai sedikit demi sedikit mengajarkan berbagai ilmu kesehatan popular sangat di harapkan.

 
1