PUPUK KIMIA
PUPUK UREA adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen
(N) berkadar tinggi. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis). Pupuk urea yang dijual di pasaran biasanya mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.
PUPUK SP – 36 merupakan sumber hara fosfor bagi tanaman. Pupuk SP – 36 berbentuk butiran berwarna keabu – abuan. Unsur hara Fosfor yang terdapat dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air. Pupuk ini tidak mudah menghisap air, sehingga dapat disimpan cukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik. Sesuai dengan namanya(SP-36) kandungan hara Fosfor dalam bentuk P2O5 pada pupuk ini yaitu sebesar 36%.
PUPUK NPK merupakan jenis pupuk majemuk yang mengandung unsur hara makro Nitrogen (N) , Phospor (P) dan Kalium (K). Pupuk ini berbentuk butiran (prill) dengan bulatan besar berwarna merah bata. Pupuk ini termasuk pupuk yang tidak mudah menyerap air, sehingga tahan disimpan lama di dalam gudang. Kandungan Nitrogen, Phospor dan Kalium pada pupuk NPK yang dijual di pasaran ini bervariasi. Perbandingan kandungan yang paling lazim dijual di pasaran yaitu :
1. 15 : 15 : 15
2. 15 : 15 : 6 : 4
3. 15 : 15 : 17 : 2
Ket → perbandingan di atas dibaca Nitrogen (%) : Phospor (%) : Kalium (%) : Magnesium (%)
pupuk kimia adalah zat subtitusi kandungan hara tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Tetapi seharusnya unsur hara tersebut ada ditanah secara alami dengan adanya “siklus hara tanah”
misal dari tanaman yang mati kemudian dimakan binatang pengerat/ herbivora, kotorannya atau sisa tumbuhan tersebut diuraikan oleh organisme seperti bakteri, cacing, jamur dan lainnya.
nah sikulus inilah yang harusnya di jaga, jika mengunakan pupuk kimia terutama bila kebanyakan maka akan memutuskan siklus hara tanah tersebut terutama akan mematikan organisme tanah. jadinya memang subur saat awal tetapi jadi tidak subur dimasa akan datang. Untuk itu sebenarnya perlu dijaga dengan pola tetap menggunakan pupuk organik.
DAMPAK DARI PUPUK KIMIA
Dampaknya zat hara yang terkandung dalam tanah menjadi diikat oleh molekul2 kimiawi dari pupuk sehingga proses regenerasi humus tak dapat dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/ daya dukung tanah dalam memproduksi menjadi kurang hingga nantinya tandus. Tak hanya itu penggunaan pupuk kimiawi secara terus-menerus menjadikan menguatnya resistensi hama akan suatu pestisida pertanian.
Masalah lain adalah penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama pemupukan Nitrogen dengan urea tidak pernah maksimal karena kandungan nitrogen pada urea hanya sekitar 40-60% saja. Jumlah yang hilang mencapai 50% disebabkan oleh penguapan, pencucian (leaching) serta terbawa air hujan (run off).
Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanah yang sangat bermanfaat bagi tanaman.
TEKNOLOGI PEMUPUKAN DENGAN MIKROORGANISME INDOGENOUS
Teknologi ini akan memperbaiki kesuburan lahan. Karena teknologi ini disebut juga dengan AGPI yang bermanfaat untuk Memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah sehingga struktur dan tekstur tanah menjadi serasi dan sehat, yang berarti dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman. (baca AGPI)
Selasa, 10 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar